Jati Tectona grandis. Linn. f
Taksonomi dan tatanama
Famili: Verbenaceae
Nama lokal/daerah: Jati (Indonesia); Sagun (India); Lyiu (Burma); Mai Sak (Thailand), Teak (Inggris),Teck (Perancis), Teca (Spanyol), Java Teak (Jerman).
Nama lokal/daerah: Jati (Indonesia); Sagun (India); Lyiu (Burma); Mai Sak (Thailand), Teak (Inggris),Teck (Perancis), Teca (Spanyol), Java Teak (Jerman).
Penyebaran dan habitat Jati
Areal penyebaran
alaminya terdapat di India, Myanmar, Thailand dan bagian barat Laos. Batas
utara pada garis 25° LU di Myanmar, batas selatan pada garis 9° LU di India.
Jati tersebar pada garis 70°-100° BT. Penyebarannya ternyata terputus-putus.
Hutan jati terpisah oleh pegunungan, tanah-tanah datar, tanah-tanah pertanian
dan tipe
hutan lainnya. Di Indonesia, jati bukan tanaman asli, tetapi sudah tumbuh sejak beberapa abad lalu di P. Kangean, Muna, Sumbawa dan Jawa.
hutan lainnya. Di Indonesia, jati bukan tanaman asli, tetapi sudah tumbuh sejak beberapa abad lalu di P. Kangean, Muna, Sumbawa dan Jawa.
Pemanfaatan Jati
Jati dikenal luas
sebagai jenis tanaman pada tapak beriklim tropik. Sering dijumpai sebagai
tanaman sela pada sistem agroforestry. Salah satu kayu serbaguna, digunakan
untuk konstruksi ringan dan berat, bahan bangunan rumah, kayu pertukangan,
ukiran dll.
Lukisan pohon Jati
Pohon besar yang
menggugurkan daun. Pada kondisi baik, tinggi dapat mencapai 30 - 40 m. Pada
habitat kering, pertumbuhan menjadi terhambat, cabang lebih banyak, melebar dan
membentuk semak. Pada tapak bagus, batang bebas cabang 15 - 20 m atau lebih,
percabangan kurang dan rimbun. Pohon tua sering beralur dan berbanir.
Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan. Daun lebar, panjang 25 - 50 cm, lebar 15 - 35 cm, letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bagian bawah abu-abu, tertutup bulu berkelenjar warna merah. Ukuran bunga kecil, diameter 6 - 8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Jumlah kuncup bunga 800 – 3.800 per tandan, bunga mekar dalam waktu 2 - 4 minggu.
Kulit batang tebal, abu-abu atau coklat muda ke abu-abuan. Daun lebar, panjang 25 - 50 cm, lebar 15 - 35 cm, letak daun bersilangan, bentuk elips atau bulat telur. Bagian bawah abu-abu, tertutup bulu berkelenjar warna merah. Ukuran bunga kecil, diameter 6 - 8 mm, keputih-putihan dan berkelamin ganda terdiri benangsari dan putik yang terangkai dalam tandan besar. Jumlah kuncup bunga 800 – 3.800 per tandan, bunga mekar dalam waktu 2 - 4 minggu.
Diskripsi buah dan benih Jati
Buah: keras,
terbungkus kulit berdaging, lunak tidak merata (tipe buah batu). Ukuran buah
bervariasi 5 - 20 mm, umumnya 11 - 17 mm. Struktur buah terdiri dari kulit luar
tipis yang terbentuk dari kelopak, lapisan tengah (mesokarp) tebal seperti
gabus, bagian dalamnya (endokarp) keras dan terbagi menjadi 4 ruang biji.
Jumlah buah per
kg bervariasi sekitar 1.100 – 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Dari beberapa tulisan sekitar 500 buah per liter.
Benih: berbentuk oval, ukuran kira-kira 6 x 4 mm. Jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1 - 2 benih. Seringkali hanya satu benih yang tumbuh menjadi anakan.
Pembungaan dan pembuahan
Jati umumnya mulai berbunga umur 6 - 8 tahun setelah ditanam. Berbunga pada musim hujan. Awal pembungaan terjadi kira-kira satu bulan setelah hujan pertama turun. Jati selalu berbunga setiap tahun, tetapi terjadi variasi besar dalam intensitas pembungaan setiap tahunnya. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Rangkaian bunga dan buah kadang-kadang rontok oleh serangga yang juga pemakan kuncup bunga. Buah mencapai ukuran maksimal setelah 50 hari, namun untuk mencapai kemasakan diperlukan waktu 120 - 150 hari setelah pembuahan. Kematangan buah dapat ditandai dengan jatuhnya buah ke tanah karena digoyang atau jatuh sendirinya.
kg bervariasi sekitar 1.100 – 3.500 butir, rata-rata 2.000 buah per kg. Dari beberapa tulisan sekitar 500 buah per liter.
Benih: berbentuk oval, ukuran kira-kira 6 x 4 mm. Jarang dijumpai dalam keempat ruang berisi benih seluruhnya, umumnya hanya berisi 1 - 2 benih. Seringkali hanya satu benih yang tumbuh menjadi anakan.
Pembungaan dan pembuahan
Jati umumnya mulai berbunga umur 6 - 8 tahun setelah ditanam. Berbunga pada musim hujan. Awal pembungaan terjadi kira-kira satu bulan setelah hujan pertama turun. Jati selalu berbunga setiap tahun, tetapi terjadi variasi besar dalam intensitas pembungaan setiap tahunnya. Penyerbukan dilakukan oleh serangga. Rangkaian bunga dan buah kadang-kadang rontok oleh serangga yang juga pemakan kuncup bunga. Buah mencapai ukuran maksimal setelah 50 hari, namun untuk mencapai kemasakan diperlukan waktu 120 - 150 hari setelah pembuahan. Kematangan buah dapat ditandai dengan jatuhnya buah ke tanah karena digoyang atau jatuh sendirinya.
Pemanenan buah jati
Pengumpulan benih
umumnya dilakukan di bawah tegakan. Semak dan serasah dibersihkan dan dibakar
untuk persiapan pengumpulan benih. Buah berjatuhan selama satu periode yang
berlangsung 3 - 4 bulan ketika musim kering. Pengumpulan buah dilakukan minimal
2 kali dalam satu musim. Buah jatuh segera dikumpulkan, ja ngan
terlalu lama terhampar di lantai hutan. Jumlah buah yang dapat dikumpulkan tergantung umur, lokasi dan tipe tegakan. Sulit memberikan data jumlah benih yang dapat dikumpulkan. Produksi dari areal produksi umumnya menghasilkan 20-30 kg/ha/th, dan kebun benih 200-300 kg/ha/th.
terlalu lama terhampar di lantai hutan. Jumlah buah yang dapat dikumpulkan tergantung umur, lokasi dan tipe tegakan. Sulit memberikan data jumlah benih yang dapat dikumpulkan. Produksi dari areal produksi umumnya menghasilkan 20-30 kg/ha/th, dan kebun benih 200-300 kg/ha/th.
Pemrosesan, penanganan buah dan benih jati
Setelah terkumpul,
buah dibersihkan dari ranting, daun dan buah rusak, selanjutnya dijemur 2-3
hari. Setelah kering, kulit buah yang tipis dibuang dengan pengaduk semen,
mesin perontok, dengan tekanan atau memukul-mukul benih. Benih bersih kemudian
disimpan dalam karung. Kotoran dipisahkan dengan cara ditampi.
Penyimpanan dan viabilitas biji jati
Penyimpanan benih yang
baik akan mempertahankan daya berkecambah beberapa tahun. Kadar air benih
diturunkan sebelum penyimpanan. Suhu dan kelembaban ruang simpan dijaga agar
tetap stabil. Teknik ini tidak diperlukan jika benih segera ditanam dan benih
cukup disimpan di bawah naungan atau ruang simpan sederhana
dekat persemaian. Dengan cara ini, viabilitas dapat dipertahankan 3-4 bulan. Daya simpan benih dapat bertahan hingga 2 tahun jika kadar air turun hingga 12%, disimpan dalam wadah hampa udara (misalnya gelas tertutup rapat atau kantung pla stik), dan diletakkan dalam ruang kering yang teduh dan sejuk. Daya berkecambah benih berkadar air rendah dapat dipertahankan 5-10 tahun jika disimpan dalam ruang dingin (0-4o C).
dekat persemaian. Dengan cara ini, viabilitas dapat dipertahankan 3-4 bulan. Daya simpan benih dapat bertahan hingga 2 tahun jika kadar air turun hingga 12%, disimpan dalam wadah hampa udara (misalnya gelas tertutup rapat atau kantung pla stik), dan diletakkan dalam ruang kering yang teduh dan sejuk. Daya berkecambah benih berkadar air rendah dapat dipertahankan 5-10 tahun jika disimpan dalam ruang dingin (0-4o C).
Dormansi dan perlakuan pendahuluan
Perkecambahan jelek
dan tidak merata tetapi dormansi alami tidak diketahui. Perlakuan pendahuluan
yang biasa dilakukan adalah merendam benih pada malam hari, kemudian siang hari
benih dijemur dan diulang hingga 1-2 minggu. Metode yang lebih baik, benih
dipanaskan (dioven) 1-5 minggu pada suhu 50°C, atau pada suhu 80°C selama 48
jam. Cara ini tidak sesuai untuk jumlah banyak, karena harus menyediakan oven
besar.
Penaburan dan perkecambahan benih Jati
Penaburan dilakukan
langsung di areal penanaman atau di persemaian. Jika ditanam langsung, dalam
satu lobang umumnya diisi 3-4 benih, dijamin sedikitnya satu anakan akan
tumbuh. Metode ini kurang efektif dalam pemanfaatan biji karena pemborosan
benih. Sebagai alternatif, benih ditabur di persemaian dalam bak kecambah
dengan media tanah atau pasir. Benih ditabur di atas media kemudian ditutup
lapisan tanah atau pasir agar terhindar dari hujan atau binatang penggerat
benih. Jangan menabur benih terlalu dalam karena dapat menurunkan daya kecambah
secara tajam. Jati sangat peka naungan. Saat berkecambah juga bervariasi.
Kecambah yang terlambat
tumbuh akan dinaungi semai yang lebih dulu tumbuh, sehingga menyebabkan kematian.
Sumber: Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
tumbuh akan dinaungi semai yang lebih dulu tumbuh, sehingga menyebabkan kematian.
Sumber: Direktorat Perbenihan Tanaman Hutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar